Seorang pelatih, wanita berusia 30an, memasuki ruangan kaca diikuti oleh seorang gadis.
Pelatih tersebut memarahi si gadis karena waktu kejuaraan gymnastic akan dimulai dalam
hitungan hari, tetapi si gadis masih belum bisa melakukan gerakannya dengan sempurna.
(Musik menegangkan bermain)
Pelatih
Apa yang kamu lakukan? Kamu berharap menang dengan gerakan seperti itu? Jangan bermimpi!
Gadis
Maaf, coach (dengan wajah menunduk)
Pelatih
Jika besok kamu belum bisa melakukan gerakanmu dengan sempurna, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu
Jeda...
Pelatih
Kamu tahu kan kalau kejuaraan ini menentukan masa depanmu? Tanpa medali emas kamu tidak
akan mendapatkan beasiswa itu.
Pelatih berjalan menuju ke arah si gadis dan berhenti tepat di depannya. Si pelatih menepuk pundak si gadis dengan tegas untuk memberinya semangat
Pelatih
Pikirkan apa yang akan terjadi pada keluargamu jika kamu gagal
Si gadis hanya bisa menunduk lesu, tak berani menatap sang pelatih. Dengan wajah memerah,
pelatih meninggalkan si gadis sendirian di ruang kaca tersebut.
Si gadis bertekad bahwa ia harus berlatih lebih keras dari sebelumnya. Ia menyambungkan
handphone miliknya ke sound speaker dan memasang musik kontemporer.
Gadis
Aku pasti bisa. Aku sudah melakukannya sejak kecil. Menari adalah hidupku
(Musik lembut/ kontemporer mengalun)
Si gadis meyakinkan dirinya, menghadapkan dirinya ke kaca dan perlahan-lahan menggerakan
tubuhnya mengikuti alunan musik. Ia menyelesaikan gerakan pembukaan dengan sempurna, ia
tersenyum berpikir bahwa sepertinya latihan hari ini akan berbeda.
Gadis
Sejauh ini sudah sangat baik. Selanjutnya harus lebih baik (tersenyum)
Memasuki gerakan klimaks, ia berjinjit di atas kakinya dan berputar ketengah ruangan. Berjinjit
dengan satu kaki membentuk point yang menumpu tubuhnya, perlahan-lahan ia mengangkat
satu kakinya kebelakang, tiba-tiba ia terjatuh. Ia bangkit, dan mengulangi gerakan tersebut,
namun hasilnya tetap sama. Kakinya gemetar, tidak kuat menumpu tubuhnya.
Gadis
Ternyata hari ini sama saja dengan hari kemarin.
Dengan wajah bingung, ia termenung dan duduk, memikirkan apa yang salah pada dirinya. Dia
adalah seorang penari gymnastic profesional, memenangi kejuaraan dengan gerakan akrobatik
adalah pekerjaannya.
Gadis
Apa yang terjadi?
(Musik sedih mengalun)
Di pojok ruangan, dengan baju sebesar dua kali ukuran tubuhnya, ia menelungkup memasukkan
kaki kedalam bajunya dan menunudukkan kepalanya kelututnya. Ia mulai menangis, menyesalkan nasibnya.
Lalu, seorang wanita dewasa yang merupakan asisten pelatih di studio tersebut memasuki
ruang kaca ingin memberikan kostum si gadis yang akan dipakai untuk kejuaraan nanti. Karena
merasa ada yang datang, si gadis mengangkat kepalanya. Wanita tersebut mendekati si gadis.
Asisten Pelatih
Apa yang kamu lakukan? Bukankah seharusnya kamu berlatih?
Gadis
Aku sudah mencobanya, namun hari ini sama saja dengan hari-hari kemarin (dengan wajah memelas)
Asisten Pelatih
Kamu tetap harus mencoba. Jika Coach melihatmu seperti ini, ia akan bertambah marah
Gadis
Sudah tidak ada harapan bagiku, coach (memasang wajah murung)
Asisten Pelatih
Sudahlah, lebih baik kamu coba dulu kostum ini. (menyerahkan kostum kepada si gadis)
Gadis
Untuk apa dicoba? Aku tidak akan bisa pergi ke kejuaraan tersebut
Asisten Pelatih
Coba saja, mungkin dengan memakai kostum ini kamu akan lebih semangat untuk berlatih
Gadis
Baiklah (mengambil kostum dan pergi ke ruangan kecil di pojok ruangan tersebut)
Kamu tetap harus mencoba. Jika Coach melihatmu seperti ini, ia akan bertambah marah
Gadis
Sudah tidak ada harapan bagiku, coach (memasang wajah murung)
Asisten Pelatih
Sudahlah, lebih baik kamu coba dulu kostum ini. (menyerahkan kostum kepada si gadis)
Gadis
Untuk apa dicoba? Aku tidak akan bisa pergi ke kejuaraan tersebut
Asisten Pelatih
Coba saja, mungkin dengan memakai kostum ini kamu akan lebih semangat untuk berlatih
Gadis
Baiklah (mengambil kostum dan pergi ke ruangan kecil di pojok ruangan tersebut)
Saat menunggu si gadis mencoba kostumnya, asisten pelatih tersebut teringat sesuatu tentang
si gadis. Ia pun penasaran dan bertanya pada sang gadis
Asisten Pelatih
Sebenarnya apa yang kamu lakukan pada malam hari? Apa kamu kembali berlatih setiap malam di ruangan ini?
si gadis. Ia pun penasaran dan bertanya pada sang gadis
Asisten Pelatih
Sebenarnya apa yang kamu lakukan pada malam hari? Apa kamu kembali berlatih setiap malam di ruangan ini?
Gadis
Apa? Aku tidak melakukan apa-apa pada malam hari (menjawab dari dalam ruang ganti)
Asisten Pelatih
Ah, kau ini. Jelas – jelas aku melihat wajahmu berkeliaran tadi malam (dengan nada menggoda)
Gadis
Tapi, aku benar-benar tidak..
Asisten Pelatih
Aku mengerti bahwa kamu ingin sekali menyempurnakan gerakanmu, tapi kamu juga tahu
bahwa tubuhmu juga membutuhkan istirahat yang cukup.
Gadis
Hah?
Aku mengerti bahwa kamu ingin sekali menyempurnakan gerakanmu, tapi kamu juga tahu
bahwa tubuhmu juga membutuhkan istirahat yang cukup.
Gadis
Hah?
Asisten Pelatih
Selain itu, kamu juga tahu kan diatas jam 10 malam keluar dari kamar itu tidak diperbolehkan?
Gadis
Aku tahu dan aku tidak pernah melanggarnya, coach
Asisten pelatih tersebut hanya tertawa ketika mendengar muridnya mengelak bahwa dia tidak
pernah keluar pada malam hari. Lalu, asisten pelatih tersebut kembali teringat akan sesuatu dan menanyakannya pada si gadis
Gadis
Aku tahu dan aku tidak pernah melanggarnya, coach
Asisten pelatih tersebut hanya tertawa ketika mendengar muridnya mengelak bahwa dia tidak
pernah keluar pada malam hari. Lalu, asisten pelatih tersebut kembali teringat akan sesuatu dan menanyakannya pada si gadis
Asisten Pelatih
Tapi, ada yang aneh dengan dirimu ketika aku melihatmu tadi malam
Gadis
Sudah kukatakan aku tidak pernah beraktifitas di malam hari coach (masih mengelak)
Asisten Pelatih
Mulutmu penuh sekali dan wajahmu penuh dengan remah-remah makanan
(Musik keras bermain)
Mendengar perkataan tersebut, si gadis keluar dari ruang ganti dan berlari dengan sangat
kencang ke tengah ruang kaca tersebut. Si gadis berdiri, menegakkan tubuhnya menghadap
samping. Matanya membulat besar melihat sesuatu yang janggal pada tubuhnya. Dengan
kostum gymnasticnya yang sangat ketat, benda tersebut benar-benar sangat menonjol.
Perutnya membuncit.
AsistenPelatih
Apa yang terjadi padamu?
Gadis
Oh, tidak
(Musik seram bermain)
Asisten Pelatih
Ada apa?
Gadis
Penyakitku kambuh!
AsistenPelatih
(memasang wajah bingung)
Gadis
Saat depresi, aku akan mengalami gangguan pola makan.
Jeda..
Gadis
Aku akan makan tanpa sadar saat tidur
No comments:
Post a Comment